Islam menurut bahasa, islam memiliki arti ; selamat,
kedamaian, sentausa, sedangkan dalam istilah syar'i islam berserah diri,
tunduk patuh, dengan kesadaraan yang tinggi tanpa paksaan. Sedangkan
islam secara makna, maka akan menjadi sangat luas jika dikaitkan dengan
beberapa arti di atas.
Makna dalam arti kata selamat, maka islam adalah jalan
hidup (way of life) satu-satunya yang paling selamat mengantarkan
manusia sampai tujuan akhirnya..yaitu kehidupan akhirat. Dalam konteks
perjalanan, tujuan hanya dapat dicapai melalui jalan yang ditempuh.
Sedangkan sebuah jalan, ia memiliki cara dan aturan.
Akhirat adalah tujuan akhir dari perjalanan manusia,
cara yang terbaik adalah cara Rasulullah, dan aturan yang digunakan
adalah berdasarkan Al Quran dan Sunnah, dan islam adalah bentuk dari
gabungan antara aturan dan cara tersebut (Al Quran & Sunnah + Cara
Rasulullah) yang membetuk jalan yang paling selamat untuk mencapai
tujuan akhir dari perjalanan manusia.
Makna kedamaian, adalah dengan mengikuti jalan islam
untuk mencapai tujuan, seseorang pasti akan mendapatkan kedamaian dalam
menjalani kehidupanya. Damai dalam konteks internal (dari sisi dirinya
sendiri) dan dalam konteks eksternal (dalam hubungan bermasyarakat).
Islam adalah agama yang menyukai kedamaian, kecuali jika hak Allah, dan
hak azai manusia dihina dan di dzholimi, maka Islam dalam ajarannya
menganjurkan untuk melakukan tindakan yang proporsional dan sesuai
dengan perlakuan tersebut.
Makna sentausa, hanya akan dicapai jika ada
keselamatan dan kedamaian, ini juga merupakan arti dalam islam yang
berkaitan dengan 2 makna di atas. yang berkaitan dengan pelaksanaan
islam secara internal (diri sendiri) maupun external (lingkungan,
masyarakat, dll).
Makna berserah diri, adalah ketika seseorang
menyerahkan seluruh jalan hidupnya (tunduk patuh) sesuai dengan
aturan-aturan (syariat) dalam islam. Pendekatan untuk memahami hal ini
bisa kita pahami melalui uraian singkat berikut.
Pada umumnya, manusia itu akan mengikuti seseorang
yang ia anggap lebih dari dirinya, itu sebabnya, maka di dunia ini ada
kegiatan belajar dan mengajar (murid dan guru). Orang yang lebih rendah
ilmuya, pasti akan mengikuti seseorang yang lebih tinggi ilmunya. Kaidah
ini adalah kaidah yang universal, berlaku bagi setiap manusia.
Marilah kita melihat hal ini dalam konteks ilmu
pengetahuan.
Ketika ketinggian ilmu pengetahuan manusia telah
mencapai satu titik yang paling tinggi dari ilmunya, maka pada titik
puncaknya, manusia pasti akan menemukan kekuasaan dan keagungan Allah
sebagai pemilik ilmu sesuai yang sesuai dengan sifat-Nya.
Contohnya seperti para pakar dan ilmuwan dari berbagai
disiplin ilmu pengetahuan pada abad ini telah mengungkapkan fakta dari
kebenaran penelitian mereka, yang ternyata semuanya ada di dalam Al
Quran yang disampaikan oleh Rasulullah +/- 14 abad yang lalu.
Sebuah contoh, dalam surat Al Alaq, Allah menyatakan
menciptakan manusia dari Alaq. Alaq dalam Al Quran terjemahan DEPAG
diartikan segumpal darah (dan ini juga tidak salah), tetapi jika
mengambil arti Alaq dalam arti bahasa arab, maka ia berarti , sesuatu
yang hidup dari sesuatu yang ditempelinya (seperti benalu, jamur, dll).
Dan jika kita lihat fakta ilmu embriologi (berdasarkan
penelitian dengan peralatan dan kemajuan teknologi modern) di dunia
saat ini mengatakan bahwa manusia itu pada awalnya berasal dari zygote,
yaitu kumpulan sel-sel yang hidup dan berkembang yang untuk kehidupannya
sel tersebut harus menempel pada dinding rahim. Jadi zygote memiliki
sifat persis seperti jamur atau benalu yang tumbuh dari sesuatu yang di
tempelinya, yaitu dinding rahim.
Di dalam Al Quran ia menggunakan kata ‘alaq, dan
menurut ilmu pengetahuan modern saat ini, ia menggunakan kata zygote,
yang keduanya memiliki arti dan makna pada satu kejadian dan fakta yang
sama yaitu ; sesuatu yang hidup dari sesuatu yang ditempelinya, dan alam
bentuknya secara sederhana ia terlihat seperti bentuk segumpal darah.
Hasil akhir (ujung dari penelitian ilmiah) dari ilmu embriology
menunjukan fakta bahwa apa mereka (para peneliti tersebut) temukan dan
di akui oleh seluruh dunia, adalah sama dengan apa yang dinyatakan di
alam Al Quran 14 abad yang lalu, padahal pada saat itu Rasulullah sama
sekali belum memiliki perangkat atau teknologi modern seperti saat ini.
Ini adalah salah satu dari banyak sekali fakta yang
telah ditemukan saat ini bahwa titik tertinggi dari ilmu pengetahuan
modern yang mengatakan tentang kebenaran yang haq, sama dengan apa yang
dinyatakan di dalam Al Quran, dan tentunya berbagai fakta yang sangat
mendetail tersebut menepis anggapat bahwa hal itu hanyalah sebuah
kebetulan saja, tetapi lebih kepada satu mukjizat Al Quran yang menambah
keimanan seseorang bahwa ia bukanlah kata-kata buatan Muhammad, tetapi
ia adalah firman Allah dan petunjuk bagi seluruh manusia.
Hal ini tentunya akan membuat orang yang berilmu akan
merasa takjub (kagum) terhadap Al Quran yang demikian akuratnya
mengatakan kebenaran yang hakiki dari sebuah peristiwa. Tentunya, uraian
diatas hanyalah satu fakta dari banyak sekali fakta yang menunjukkan
mukjizat Al Quran dari kebenaran yang hakiki. Yang kemudian, fakta itu
tidak hanya berada dalam ranah ilmu pengetahuan saja, tetapi juga dalam
seluruh aspek kehidupan manusia.
Jika satu fakta atau sekian banyak fakta sudah benar
adanya (dalam konteks kehidupan di dunia), dan hal itu adalah sebuah
kebenaran yang hakiki yang tidak dapat terbantahkan oleh pikiran yang
sehat, maka demikian pula dengan berita-berita tentang kejadian di masa
yang akan datang (tentang hari kiamat, hari penghisaban, surga &
neraka, dll), ia memiliki bobot kebenaran yang sama benarnya, sama
nyatanya dengan apa yang dirasakan oleh manusia ketika hidup di dunia
ini. Inilah juga termasuk yang disebutkan di dalam Al Quran, yaitu
orang-orang yang beriman terhadap yang ghaib (sesuatu yang belum
diketahui oleh manusia sampai waktu yang ditetapkan oleh Allah).
Ketika dia menyadari hal ini dengan kesadarannya,
dengan menggunakan potesinya (pikiran dan akalnya), maka tidak ada
alasan lain selain ia berserah diri, tunduk dan patuh terhadap seluruh
aturan yang Allah berikan kepadanya melalui Al Quran dan contoh nyata
dalam bentuk manusia yaitu Rasulullah saw.
Tidak ada paksaan sedikitpun bagi manusia untuk masuk
kedalam islam, tetapi sudah jelas mana jalan yang benar dan mana jalan
yang sesat, jalan yang selamat dan jalan yan celaka, sudah jelas siapa
yang membutuhkan dan siapa yang dibutuhkan..dengan catatan, hal ini
hanya berlaku bagi mereka yang mau mencari kebenaran yang hakiki.
Dengan pemahaman yang singkat ini, maka kita bisa
melihat, di dalam Al Quran, semua Nabi memilih islam (jalan yang
selamat) sebagai dien mereka untuk mencapai tujuan akhir dari kehidupan
mereka, yaitu kehidupan akhirat. Dien sering di artikan dengan arti
agama, tetapi dien memiliki makna yang lebih luas dari pada sekedar
ritual saja, dien bisa kita maknai dengan ‘the way of life’ (cara
seseorang menjalankan kehidupannya). Dan dien yang diridhoi di sisi
Allah adalah ISLAM tidak ada dien yang diterima oleh Allah selain itu,
sebagaimana firman-Nya;
"Barang siapa mencari agama selain Islam, maka
tidaklah akan diterima (agama itu)..." (Ali Imran: 85).
http://artikelislamiblog.blogspot.com/2013/02/pengertian-agama-islam.html
No comments:
Post a Comment