Friday, November 15, 2013

5. Meragukan Adanya Pahala


Meragukan atau tidak mempercayai adanya balasan pahala dari Allah bisa menggelincirkan iman. Seandainya tidak ada pahala, apa artinya Allah menciptakan syurga.? Dan, apa tujuan dari perintah Allah untuk melakukan kebajikan dan menjauhi larangan-Nya.? Bukankah Allah sering menjanjikan terhadap orang yang bertaqwa akan diberi pahala dan syurga di akhirat kelak. Allah adalah dzat sebaik-baik pemberi balasan, hal ini telah dikatakan oleh Al-Qur’an yang artinya “Dia adalah sebaik-baik pemberi pahala dan sebaik-baik pemberi balasan (Al-Kahfi : 44)”.
Org yang tidak mempercayai adanya pahala adlah orang kurang mengerti terhadap ajaran agamanya secara baik, hingga ia membiarkan hawa nafsunya mengusai dirinya, yang membuat mata hatinya buta terhadap kebenaran. Menurutnya pahala adalah menikamati semua kemewahan duniawi, sedangkan neraka adalah kehidupan yang melarat, meronta-ronta dengan segala bentuk kesengsaraan hidup didunia.
Orang yang pola pikirnya demikian menganggap bahwa ajaran agama itu tidak lebih itu tidak lebih dari upacara-upacara ritual belaka. Dan, inilah car berpikirnya orang yang metarialistis.
Jikalau pahala itu hanya bertumbuh pada kenikmatan duniawi semata, pasti pasti akan menyeret semua orang untuk berlomba-lomba mencari kenikmatan dan kemewahan hidup didunia dengan segala cara, bila perlu tipu daya dan kejahatan di tempuh dari memperoleh kesenangan hidup. Keadaan ini bisa menjerumuskan manusia hidup dalam alam rimba, siapa yang kuat dialah yang menang, dan siapa yang lemah yang menjadi mangsa. Jika sudah demikian, maka harkatdan martabat manusia jatuh seperti binatang, tidak mengenal rasa belas kasihan, saling menerkam, saling menganiaya, bahkan sampai saling bunuh.
Dari uraian di atas dapat disimpukan, bahwa meyakini adanya pahala di akhirat kelak dapat memberikan sepirit bagi manusia untuk melakukan kebajikan dan menjauhi segala macam bentuk kejahatan selama didunianya. Sebab setiap individu meyakini kalau berbuat baik akan memperoleh pahala di akhirat.
Allah akan memberikan pahala kepada hamba-Nya yang melakukan  amal kebajikan tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial, derajat dan kedudukan, meskipun amal kebajikan yang dikerjakan itu kecil sekali seperti atom, semua itu akan dapat dilihat balasan pahalanya. Seperti yang ternukil dalam Al-Qur’an berikut ini yang artinya “Maka barang siapa yang berbuat kebajikan, meskipun sebesar biji dzarrah (biji sawit) niscahaya ia akan melihat (balasannya), (Al-Zilzalah : 7)”
Jelas sudah bahwa pahala itu ada dan akan diberikan oleh Allah, kepada orang yang dikehendakinya. Sedangkan bagi orang yang meragukan atau tidak mempercayai adanya pahala sama halnya mendustakan Allah sebagi Dzat yang menjanjikan adanya pahala. Dengan demikian keraguan tersebut dapat mencopot keimanannya.
 http://ihsanwestley1.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment